Sejarah kaos polo

Polo shirt atau kaos polo yang dikenal juga sebagai kaos kerah kini penggunanya telah massif dan dipakai oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan menengah ke atas dengan berbagai merek kaos polo yang telah mendunia dengan harga premium maupun kalangan menengah ke bawah yang menggunakan polo shirt. Kaos kerah ini pun sering digunakan untuk media promosi oleh berbagai perusahaan dengan berbagai bidang dengan berbagai bidang untuk menyampaikan pesan bagi para konsumen mereka.
Dahulu kaos kerah ini hanya digunakan untuk berolahraga, tetapi lain dengan zaman sekarang, dimana kaos polo telah merambah dunia fashion dan digunakan dalam berbagai kesempatan. Kegiatan olahraga tentu membutuhkan pakaian yang menunjang gerak dan performa dalam melakukan berbagai gerakan, pakaian yang tidak pas untuk olahraga tertentu pastinya akan menghambat atlit tersebut dalam bergerak. Namun dibalik trendnya, apakah kalian sudah mengetahui sejarah polo shirt? #WedWearing kali ini Wadezig! mencoba untuk membahas sejarah polo shirt dan perkembangannya.
polo_match_field_artillery_1926_posters-rbf253a1139694a66bad58283bd2e8082_a6ftb_8byvr_512
Kata polo dimulai ketika para pemain olahraga polo. Sebuah olahraga permainan beregu mirip sepak bola, dimana satu tim beregu menggunakan kuda sebagai ‘kendaraan’ dan membawa palu bergagang panjang yang digunakan untuk memukul bola putih kecil dan mencetak gol ke gawang lawan. Kala itu para pemain olahraga polo ini menggunakan kemeja yang memiliki bagian lengan panjang serta kancing kerah, serta terbuat dari bahan yang bernama Oxford-cloth. Ciri khas kemeja berkerah ini lah kemudian yang menjadi ciri khas kaos polo, apalagi setelah salah satu pedagang kelontong dan seorang pemain polo asal Argentina memproduksi pakaian jenis kaos kerah ini dengan membordir logo pemain polo di bagian dada disetiap kaos kerah tersebut.
ralph-lauren-fash-main
Setelah itu ada Ralph Lauren yang juga memproduksi kaos kerah ini dan juga menambahkan logo pemain polo pada pakaian yang ia produksi, dari situlah istilah kaos polo atau polo shirt kemudian tersebar luas dan menjadi ciri utama kaos berkerah. Selain dari olahraga polo kaos kerah ini juga menjadi trend di dunia olahraga tenis, sekitar abad sembilan belas dan awal-awal abad duapuluh, pakaian olahraga tenis tidaklah terlalu nyaman, baju lengan panjang yang digulung, terdapat kancing, lalu celanan flanel serta dasi. Pakaian yang diberinama “tennis whites” memberikan kesulitan gerak tersendiri juga memberikan ketidaknyamanan bagi para atlit pemakai pakain ini. Lalu seorang juara Grand Slam (salah satu kejuaran tenis bergengsi Inggris) memberikan sebuah pencerahan atas pakaian tenis dan membawa fashion sport ke babak selanjutnya. Orang itu bernama Rene Lacoste,  juara tujuh kali Grand Slam. Dia merancang sebuah pakaian yang lebih nyaman dan lebih menyenangkan untuk dipakai dalam olahraga tenis. Jenis kaos ini diberi nama istilah ‘petit pique’, pakaian ini berwarna putih, lengan pendek, kancing, kantung kecil serta kerah yang agak panjang (semacam kerah baju khas 80-an) dan bahan yang nyaman serta tidak kaku, dan sejeni karet di ujung lengan yang membuatnya tidak mudah tergulung, sehingga tidak menyulitkan dalam bergerak.
a2a1b4caff165e46da5a0b37e1ce103f
Lacoste menggunakan kaos kerah pada tahun 1926 di kejuaraan US Open, dan untuk identitas pakaian ini pada tahun 1927 dan seterusnya Lacoste menambahkan logo buaya kecil di bagian dada kiri pakaiannya, karena ia dikenal sebagai ‘the alligator’. Kala itu kaos ini belum diproduksi massal, namun sejak tahun 1933, Lacoste yang telah pensiun dari tenis profesional, bekerjasama dengan rekannya mulai memasarkan pakaian dengan merek Lacoste ke masyarakat luas, tentu dengan identitas khas logo buaya dibagian kiri kaos kerahnya.
fred-perry-white-polo
Selain nama diatas ada satu lagi nama pemain tenis serta pendiri merek polo shirt yang terkenal, terutama di dunia fashion dan ikut andil dalam membuat kaos kerah menjadi trend di dunia fashon, ia adalah Fred Perry, salah seorang pemain tenis yang disebut sebagai salah satu dari enam pemain tenis terbesar sepanjang sejarah. Selain itu Perry juga seorang pemain tenis meja dan penemu sweatband. Dengan kesuksesannya sebagai pemain tenis, Perry pada tahun 1940 didekati oleh seorang pemain football Australia bernama Tibby Wegner, mereka kemudiaan memproduksi kaos kerah dengan ciri yang sama seperti yang telah dijelaskan diatas dan menjadi sebuah pakaian olahraga yang sangat sukses. Kini merek Fred Perry dimiliki oleh perusahaan Jepang dan telah menjadi salah satu ikon fashion untuk polo shirt.
Trend polo shirt ini sangat baik untuk dimanfaatkan bagi para pelaku konveksi kaos, selain telah menjadi trend dan dikenal di masyarakat umum. Beberapa bahan yang bisa digunakan untuk jenis polo shirt ini antara lain kain combed, carded, dan lacoste. Beberapa elemen tambahan yang bisa ditambahakan pada pakaian ini antara lain kantung kecil di bagian dada, atau sablonan serta bordir logo atau teks yang bisa diletakkan di bagian dada atau punggung. Wadezig! pun tak ketinggalan, beberapa polo yang kami produksi tidak kalah menarik dari merek-merek luar negeri.

SUMBER : http://wadezig.com/2014/02/sejarah-perkembangan-kaos-polo/#.Uxbces6Rf6g

Komentar

  1. kami ada grosir kaos polos dengan harga terjangkau dan banyak pilihan warnanya juga loh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer